BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Jumat, 11 Juni 2010

Titik Terendah


Apa yang ada di benak anda ketika mendengar atau membaca kata titik terendah? Mungkin dalam pikiran anda hampir sulit meartikannya, atau anda berfikir seperi saya yaitu titik dimana tertahan suatu beban yang berat di atasnya…

Di tulisan saya ini saya hanya ingin berbagi kepada anda betapa sulitnya bangkit dari titk terendah yang pernah saya alami,ini membuat mental dan semangat saya begitu kecil dan seakan-akan menciut seketika. Ya ini adalah sharing saya tentang kejadian yang sangat membuat seluruh pikiran,rasa frustasi saya menyatu yaitu ketika mengalami patah tangan.

Saya rasa ini tidak perlu saya menceritakan kronologis ketika hal itu terjadi karena sebuaah keetisan dalam tulisan ini.Singkat cerita ketika saya duduk di kelas dua smp saya mengalami itu pada saat jam pelajaran olahraga. Kemudian saya dibawa ke tukang pijit patah tulang, dengan terpaksa saya harus pulang lebih awal dan harus beristirahat di rumah dulu. Ketika di rumah saya hanya bias berbaring di tem pat tidur untuk seharian itu,nafsu makan saya hilang karena rasa sakit dan ngilu yang terasa di pergelangan kiri saya. Tak ada semangat hanya menyesali apa yang terjadi dan meratapinya dengan sedikit rasa frustasi di benak saya waktu itu.

Ketika pagi saya melihat tangan saya membengkak dan akhirnya pagi itu juga saya di bawa orang tua saya ke rumah sakit. Setelah di rongen dokter bedah tulang menampilkan hasilnya pada saya dan orang tua saya bahwa kedua tulang pergelangan kiri saya patah, dan untuk membuatnya lurus kembali adalah dengan operasi pemasangan pen. Mendengar kata itu saya langsung lemas dan shock, ya operasi di masa itu bagi saya adalah menakutkan. Apalagi dengan pemasangan benda asing bernama platina, Semakin membuat rasa frustasi menjadi jadi

Untungnya dokter tersebut member opsi lain pada kami untuk di gips saja dengan konsokuensi tangan saya tak akan lurus seperti semula. Ayah saya pun menyetujui opsi ini, mengingat umur saya yang masih dalam masa pertumbuhan dan ketakutan beliau akan opsi pertama. Saya langsung naik meja operasi dan langsung di bius impor hingga tertidur pulas,tapi sebelum saya tertidur saya sempat diajak ngobrol dengan si dokter,dan dari obrolan itu pak dokter yang bertugas dalam operasi patah tulang saya ini adalah ayah dari teman satu SMP saya,dan satu angkatan dengan saya, suatu kebetulan dalam benak saya.

Setelah duajam menurut ibu saya yang mendampingi saya di ruangan operasi yang tentunya setelah operasi tersebut beliau berada disana, saya merasakan saya berada di alam yang aneh,saya serasa sadar dan mendengar segala ucapan atau pembicaraan orang-orang di sekitar saya dan juga merasakan sesuatu yang agak hangat melingkar di lengan kiri saya. Tapi anehnya saya tak bisa membuka mata saya dan hanya dapat berbicara lemah dan memuntahkan segala sesuatu yang saya makan sejak kemarin. Untungnya itu tidak berlangsung lama,saya akhirnya bisa menggapai titik kesadaran saya.

Singkat cerita saya sudah mulai bisa beraktifitas seperti biasa dengan gips di tangan kiri saya,akan tetapi saya harus menderita karena gips itu membuat kulit tangan kiri saya gatal-gatal,dan saya tak bisa mengharuk ataupun mengolesinya dengan salap anti gatal kaerena terhalang semen gips itu sendiri. Anda pasti bisa bayangkan bagaimana rasanya penderitaan itu.

Sekitar tiga miggu saya memekai gips itu dan dilepas pada minggu ke-tiga itu, ketika gips itu di lepas saya melihat perbedaan di tangan kiri saya yang agak bengkok ke dalam,dan juga terasa lemah, bahkan untuk mengepalkan tangan saya sanat susah untuk sempurna. Bahkan sampai saat ini.

Selam tiga minggu itu saya merasakan hal-hal yang tak mengenakkan dalam hidup saya,yaitu kehilangan semngat,percaya diri dan keberanian saya. Bahkan ketika sudah sembuh saya di ajak teman-teman untuk bermain bola lagi sya sangat tak bersemangat dan agak berhati-hati atau lebih tepatnya menghindari benturan atau kontak fisik dengan lawan.

Akan tetapi itu dulu,kini saya sudah kembali seperti saya yang dulu yang aggresif,berani dan bersemangat ketika berolahraga, karena saya yakin bahwa “ketakutan hanya akan membuatmu semakin lemah,dan tak akan mampu berkembang...”